Pelayanan kesehatan yang bermutu menjadi hak setiap orang, yang menjadi pertanyaan adalah pelayanan kesehatan seperti apa yang dapat dikatakan bermutu. Menjadi pertanyaan selanjutnya bagaimanakah mutu ini dapat dicapai, perlu kita tanamkan bahwa mutu itu dapat dicapai hanya melalui suatu design yang terencana dengan baik, bukan sebagai suatu kebetulan ataupun akibat suatu "privilage" tertentu.
Avedish Donabedian sejak tahun 1966 berupaya mengembangkan suatu kerangka evaluasi mutu pelayanan yang terdiri dari : struktur, proses, dan outcome. Struktur adalah kondisi yang harus dipenuhi sebagai prasyarat untuk menyediakan pelayanan. Proses adalah merupakan berbagai aktivitas dan prosedur yang dilakukan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Outcome menunjukkan hasil dari suatu upaya, baik di tingkat individu ataupun populasi. Struktur yang memadai diperlukan untuk melakukan proses pelayanan yang ideal, agar menghasilkan outcome yang optimal. Dengan pemahaman ini, mutu bukanlah suatu ketidaksengajaan.
Pendekatan lain untuk menunjukkan pentingnya mutu pelayanan kesehatan adalah dengan mencermati karakteristik pelayanan yang buruk. Ernest A. Codman (1869-1940), seorang ahli bedah, telah lama menyadari bahwa manusia tidak mungkin lepas dari kesalahan. Dari 337 pasien yang ditanganinya pada kurun waktu lima tahun (1911-1916), lebih dari sepertiganya (36,5%) mengalami kejadian yang tidak diharapkan (KTD) (Neuhauser, 2002). Evaluasi ini dilakukan Codman secara sukarela dan hasilnya diinformasikan kepada khalayak luas. Sebuah kontemplasi yang kelak di kemudian hari baru dirasakan manfaatnya oleh sesama.
Dengan memperhatikan fenomena Codman, diperlukan suatu keterbukaan dalam peningkatan mutu, disertai dengan penerapan konsep mutu Donabedian diharapkan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga dengan demikian mutu bukanlah suatu kebetulan dan juga bukan "privilage" khusus untuk orang tertentu karenan alasan kedekatan hubungan, tetapi merupakan suatu upaya pelayanan yang didesign dengan baik.
(citation : Adi Utarini, 2011)
Komentar